jangan salahkan siapa siapa

Kamis, 14 Maret 2013


Terinspirasi oleh pertanyaan mengenai apakah cinta yang salah atau kita yang salah mencintai ketika kita merasakan patah hati membuat gw membuat postingan ini. Hope u all like it. ^_^

Pertama2 sih gw mencoba menjabarkan definisi cinta. Semua orang mungkin setuju bahwa cinta dapat didefinisikan sbg perasaan suka/senang/sayang. Nah kuncinya disini adalah kata PERASAAN. So, basically cinta sejajar kedudukannya dengan jenis2 rasa atau perasaan lapar lainnya seperti: Haus dan Lapar, Takut, Gembira, dll.

Kedua, gw mencoba mengerti latar belakang munculnya perasaan itu, any kind of it. Well, semua rasa dan perasaan yang kita rasakan pada dasarnya sama2 muncul dan dapat kita rasakan karna ada trigger nya. Gw gak mgkn merasa takut bila gw gak dihadapkan pada bbrp preman bersenjata tajam di tengah malam yang sepi  , misalnya. Atau lu gak mgkn gak merasa bahagia bila out of nowhere u got a promotion from ur boss, misalnya juga nih. So, for each feeling there's an unique/different trigger.

Nah dari kedua paragraf deduksional diatas kita kembali ke permasalahan yg ingin kita bahas kali ini. Berdasarkan pengakuan A, kita ketahui bahwa A jatuh cinta ke B. (Dan cinta adalah PERASAAN). Lalu kita tanya kenapa dan A menjawab karna B cantik, B solehah, B humble, etc. (All of this are the TRIGGER why A fall in love with B.) Let say, B fall in love with A too with his own reasons. (Feeling the same FEELING with his own TRIGGERS). And in short story they got together. Living under the same roof, etc. Lalu tanpa diduga B meninggalkan A. B merasakan tidak lagi ada perasaan suka itu kepada A. Malahan B merasakan rasa suka yang baru kepada C. Sekarang siapa yang patut disalahkan?

Jawaban gw: gak ada pihak yg salah. Rasa dan perasaan yang kita rasakan itu timbul tenggelam sifatnya bergantung pada keberadaan dari pemicu / trigger itu tadi. Misalnya ketika gw jatuh cinta kepada seseorang hanya karna kecantikannya atau kekayaannya, besar kemungkinan gw gak akan mencintai dia lagi ketika dia miskin dan tiba2 buruk rupa. It's logic, right?

Lalu jika A, B, dan C tidak bersalah dapatkah kita menyalahkan CINTA? Gak juga loh mnrt gw. Cinta itu kan perasaan doang. Kita yg menciptakan dan mengkonstruksikan cinta itu. Kita yang menyimpulkan triggers yang ada sebagai suatu pertanda bahwa kita sedang jatuh cinta. Dan kita juga gak bisa disalahkan, karna kembali ke paragraf diatas.

---
Bingung? Gw juga bingung sih. Hehehe. Intinya adalah ketika anda patah hati, jangan mendadak galau dan menyalahkan siapa2 (termasuk diri anda sendiri). Sakitnya patah hati adalah konsekuensi yang harus siap kita tanggung ketika sedang merasakan indahnya jatuh hati. Tetap semangat! Karna seperti lagu yang pernah dinyanyikan oleh Sheila On 7, bila kita jatuh nanti itu berarti kita siap untuk melompat lebih tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar