sunset

Minggu, 11 Desember 2011
Menunggu semilir angin dari lembah kasih. Dalam jejak-jejak kenistaan, mencoba mengulang setiap detik. Dalam setangkai bunga kerinduan, melewati arus mimpi di lautan lepas. Bertitian bintang dalam beku jiwa, bertapak bulan terbatas pagar berduri. Terlahir dalam gelombang mistis, ruang kehampaan tertutupi hasrat terlahir.Membendung tangis an dalam lelapnya bersama rembulan di remang malam.
          Semburat warna surya yang beranjak ke peraduan menghiasi kelengkapan nafasku. Hari mulai berganti dalam perapian rindu yang membakar peluh. Ketika senja membersit bayanganmu dalam lekukan langit berlapis. Jantung kehidupan membenarkan segala hasratku, menggunakan deru nafasku hingga langit senja mulai tersibak. Walau kepulan asap memenuhi sergapan hatiku di situlah angin kan berhembus menemaniku merajut mimpi di ujung waktu.     
          Mengalunkan nyanyian sang malaikat di tengah pergantian hari, menyibakkan kabut-kabut hitam yang memenuhi setiap sudut hati. Terbenam mengikuti arah mentari dalam setiap lekuk langit kan tetap menghiasi hingga jalinan waktu kan berhenti dalam setiap pandangan hati
          Ku seru kan sebuah kata hati dalam pemberontakan batin yang begitu menyiksa. Meronta dalam kehampaan dan berteriak dalam keheningan, di sana bunga mulai berguguran ketika sunset menyinari langit panorama senja.
          Kembali dalam pergantian waktu, ketika kegelapan mulai menghiasi langit malam. Sunyi, kelam dan berkabut. Hanya itu yang tampak dalam inderaku. Aku menunggu senja, berbatas penantian di dalam hati.
          Ketika senja masih memeluk mentari, kilauan cahaya bertaburan di antara awan kelabu. Semerbak wangi bunga yang berguguran menghiasi pesona senja dalam waktu yang merengah. Aku menengadah dan merasakan hembusan nafasku kian meninggi bersatu dengan deru angin yang berhembus dari ufuk timur. Satu pesan terbawa oleh hatiku, di sana sebuah kenangan di titipkan olehku.
          Sayang  aku tidak dapat kembali menggantikan setiap waktu yang pernah ku lewatkan darinya. Aku terdampar dalam kehampaan, berbatas langkah dan terjerat dalam dimensi lain. Kehilangan penopang hidupku, aku kembali terjatuh bersama keterbatasan. Ku lihat senja yang makin mempesona. Bayangannya kembali terjatuh dalam retina mataku di saat aku mengatupkan mata.
          Senja terlalu cepat meninggalkan peraduannya. Aku merindukan senja, begitu sangat merindukannya. Tidak ingin malam menggantikan senja, karena senja penuh dengan sejuta cahaya yang mempesona.
          Akankah senja dapat bertahan selama langkah ini masih berhenti? Maka di saat itu aku dapat merasakan setiap kelembutan yang terpancar dari kehangatan bola matanya, di saat aku menatap panorama senja bersamanya. Ini adalah kehampaan hati yang terluka, meninggalkaan senja hanya sebatas kenangan. Dalam bayang-bayang semu, ku rangkai menjadi sebuah titipan yang indah.
          Aku tersenyum dalam kenanganku. Membayangkan segala yang pernah terjadi di saat senja, hingga ku tutup pintu waktu lampau.
          Someday you will be my sunrise in my dream. Not again be sunset cause you is my a precious change. Just my mine. Be better than sunset. I want to know everything, whatever from you i want to know. Why? Because you very useful for me. Because of you i fell warmth for the first time and the last time. I hope you return in my live. Although just three minutes. I love you my first love, forever love you. Be my sunrise, my first love.

0 komentar:

Posting Komentar